Rabu, 13 September 2017

Hukum masbuq dalam solat berjamaah

بسم الله الرحمن الرحيم

*Fiqh Sunnah : Masbuq Shalat Berjama'ah*

_Oleh : Tommy Abdillah_
(Admin Grup Tausiyah WA)

Ibadah shalat fardhu adl salah satu dari rukun Islam. Kedudukan shalat fardhu menjadi pembatas & pembeda antara orang2 yg beriman dgn orang2  yg musyrik. Shalat fardhu adl amalan yg pertama kali dihisab dihari kiamat kelak, bila shalatnya baik maka baiklah seluruh amal ibadahnya & sebaliknya bila shalatnya rusak maka rusaklah amalan ibadah yg lainnya.

Baiknya amal ibadah seorang hamba senantiasa dilandasi oleh niat ikhlas semata2 mengharapkan ridha dari Allah Subhana wa ta'ala & kaifiyat pelaksanaannya senantiasa mengikuti tuntunan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
صَلُّوا كَمَا رَأَيتُمُنِي أُصَلِي

Artinya : Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR.Bukhari no. 628).

Diantara kaifiyat shalat fardhu yg diajarkan oleh Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam adl hukum masbuq bagi orang yg shalat berjama’ah.

*Makna Masbuq Shalat*

Secara bahasa masbuq adl isim maf’ul dari kalimat sabaqa yg maknanya adl : terdahulu atau tertinggal.(Ref : Kamus Al-muhith).

Secara istilah masbuq adl : orang yg tertinggal sebagian rakaat atau semuanya dari imam dlm shalat berjama’ah. Atau orang yg mendapati imam setelah rakaat pertama atau lbh dlm shalat berjama’ah.

(Ref : Kitab Qawaidh Al-fiqh, Hasyiyah ibnu abidin I/400).

Pendapat Para Ulama Tentang Masbuq Shalat

Para ulama berbeda pendapat tentang batasan seorang makmum bisa dianggap mendapatkan satu rakaat bersama imam.

Pertama : Seorang makmum bisa dianggap mendapat satu rakaat apabila mendapatkan ruku’ bersama imam, ini pendapat para sahabat Ibnu Umar r.a, Ibnu Mas’ud r.a, Zaid bin tsabit r.a & para sahabat lainnya. Adapun landasan dalilnya adl : Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الصَّلاَةِ فَقَدْ أَدْرَكَهَا قَبْلَ أَنْ يُقِيْمَ الْإِمَامُ صُلْبَهُ

Attinya : Barangsiapa mendapatkan rak’atan (ruku’) maka dia mendapatkan shalat, sebelum imam menegakkan tulang punggungnya. (HR.Abu Dawud no. 893).

Kedua : Tdk dianggap satu rakaat bagi mrk yg terlambat & tdk membaca Al-fatihah dibelakang imam. Ini adl pendapat Imam Bukhari, Imam Ibnu hazm, Imam Taqiyuddin As-subki dari mazhab imam syafi’i & dikuatkan oleh Imam As-syaukani dgn landasan dalil : Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ اْلإِقاَمَةَ فَامْشُوْا إِلَى الصَّلاَةِ وَ عَلَيْكُمُ السَّكِيْنَةَ وَ الْوِقاَرَ وَ لاَ تُسْرِعُوْا فَماَ أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوْا وَ ماَ فاَتَكُمْ فَأَتِمُّوْا.{ رواه الجماعة، فتح الباري}

Artinya : Apabila kamu mendengar Iqamah, pergilah untuk sholat, dan kamu mesti tenang, santai serta tidak terburu-buru. Apa yg kamu dapati (bersama imam) shalatlah, dan apa yg ketinggalan (dari imam), maka sempurnakanlah.” (HR.Al-Jama’ah, Fathul Bari 2:167).

(Ref : Syekh Abu malik kamal, kitab shahih fiqh sunnah wa adillatuhu wa taudhih madzhahib al-a’immah hal 864).

Jumhur Ulama (Hanafiyyah, Malikiyyah & Hanabilah) berpendapat bhw apa yg didapati seorang masbuq dari shalatnya bersama imam maka itu adalah akhir shalatnya. Dan apa yg disempurnakan oleh seorang masbuk adl raka’at awal shalatnya.

(Ref : Al-Bahru Raiq, 1/313, Kitab Asy-Syarh Ash-Shagir 1/458, dan Al-Inshaf 4/225).

Menurut Madzhab Syafi’i; Apa yg didapati masbuq dari shalat bersama imam maka itu adl awal shalatnya. Dan apa yg disempurnakannya setelah imam salam adl akhirnya. Berdasarkan sabda Rasulullah:

Maka apa yg kamu dapati (bersama imam) shalatlah & apa yg kamu luput (bersama imam) maka sempurnakanlah. Dan penyempurnaan sesuatu itu tidaklah ada kecuali setelah permulaannya. Berdasarkan ini, apabila ia shalat subuh bersama imam pd raka’at yg kedua kemudian qunut bersama imam, maka ia harus mengulang qunut.

Kalau ia mendapati satu raka’at shalat magrib bersama imam, maka tasyahud yg keduanya itu sunnah krn ia menempati tasyahudnya yg pertama. Dan tasyahudnya bersama imam lil mutaba’ah (mengikuti) hal itu adl hujjah bhw apa yg ia dapati bersama imam adl permulaan shalatnya.

(Ref : Kitab Mughni Al-Muhtaj 1/206).

*Penutup*

Sebaik2 shalat fardhu bagi seorang laki2 yg baligh & berakal adl di mesjid secara berjama’ah, bila ia datang terlambat sbg masbuq maka ia tetap dianggap shalat berjama’ah. Namun jauh lbh afdhal bila ia shalat berjama’ah dgn mendapati takbiratul ihram bersama imam dgn keutamaan yg besar, sebagaimmana Rasulullah SAW bersabda,

 صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ   النِّفَاقِ

Artinya : Barangsiapa yg shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dgn mendapatkan Takbir pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya 2 kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka & kebebasan dari sifat kemunafikan. (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita keistiqamahan dlm beramal ibadah termasuk menegakkkan shalat berjama'ah tepat pd waktunya hingga ajal kematian tiba. Aamiin ya Allah ya rabbal'alamin..

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar