BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kehadiran agama Islam yang di bawa nabi Muhammad SAW,diyakini
dapat menjamin terwujudnya kehidupan yang sejahtera lahir dan batin. Didalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi
hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang
seluas-luasnya.Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan
manusia,sebagaimana terdapat didalam sumber ajarannya, Al-quran dan
hadist,tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis
dan progresif. Dengan senantiasa mengembangkan kepedulian sosial,menghargai
waktu,bersikap terbuka,berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan,
anti-feodalistik,mencintai kebersihan,mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif lainnya.
Gambaran ajaran islam yang demikian ideal itu pernah
dibuktikan dalam sejarah dan manfaatnya dirasakan oleh seluruh umat manusia di
dunia. Namun, kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan yang jauh dari citra
ideal tersebut. Ibadah yang dilakukan umat Islam seperti sholat, puasa, zakat,
haji dan sebagainya hanya berhenti pada sebatas membayar kewajiban dan menjadi
lambang keshalehan, sedangkan buah dari ibadah yang berdimensi kepedulian
social sudah kurang tampak.
Sekarang, mungkin sudah saatnya kita mengembangkan indikasi
keberagaman yang agak berbeda dengan kita miliki selama ini. Meningkatnya
jumlah orang mengunjungi rumah-rumah ibadah, berduyun-duyunnya orang pergi
haji, dan sering munculnya tokoh-tokoh dalam acara social agama, sebenarnya
barulah indikasi permukaan saja dalam masyarakat kita. Indikasi semacam ini
tidak menerangkan tentang prilaku keagamaan yang sesungguhnya, dimana
nilai-nilai keagaman menjadi pertimbangan utama dalam berfikir maupun bertindak
oleh individu maupun social.
Dalam rangka mencapai suatu intepretasi yang tepat dalam
memahami agama dengan segala aspek yang terkandung didalamnya diperlukan
metode-metode yang dapat dipergunakan untuk mendapat pemahaman yang tepat.
Islam yang diturunkan di Arab lahir dan berkembang seiring dengan adat budaya
Arab. Hal ini memerlukan pengkajian yang komprenshensif sebab sumber agama
Islam yakni Al-quran dan sunah berbahasa Arab. Sehingga untuk memahaminya wajib
untuk memahami bahasa Arab. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk
menyusun sebuah makalah dengan judul “
Memahami Islam Dengan Metodelogi Sintesis”
B.
Pendahuluan
Memahami
Islam dapat berbagai macam cara dalam memahaminya, termasuk salah satunya
adalah memahami islam dengan metode sintesis. Metode sintesis, yaitu
mempelajari Islam dengan menggabungkan antara pemahaman Islam dengan pendekatan
atau metode ilmiah.
Allah
berfirman dalam surat Ali’Imran ayat 190 :
إِنَّ فِى خَلْقِ
السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلٰفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَءَايٰتٍ لِّأُو۟لِى
الْأَلْبٰبِ
Sesungguhnya
dalam penciptaan lagit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang,
terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”
Dalam tafsir Ibnu katsir Jilid 1 karangan Muhammad nasib
ar-rifai halaman 633, menafsirkan “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi yakni ihwal ketinggian dan keluasan langit ; ihwal kerendahan dan
ketebalan bumi,serta tanda-tanda kekuasaan yang besar yang terdapat pada
keduanya, baik tanda-tanda yang bergerak maupun yang diam, lautan, hutan,
pepohonan, barang tamban, sertaberbagai jenis makanan, warna, dan buah-buahan
yang bermanfaat. “Serta pergantian malam dan siang” yang pergi dan datang serta
susul-menyusul dalam hal panjang , pendek, dan sedangnya. Semua itu merupakan
penetapan dari Yang Maha perkasa lagi Maha mengetahui.Oleh karena itu Allah
Ta’ala berfirman” Benar-benar terdapat tanda kekuasaan bagi orang-orang yang
berakal” sempurnah dan bersih yang dapat memahami hakikat berbagai pekara;
bukan seperti orang-orang yang tuli dan bisu yang tidak dapat memahami
ayat-ayat Allah.
Allah memberikan kepada manusia akal agar dapat memahami
ayat-ayat Allah, yang berkaitan dengan ilmu agama dan pengetahuan. Maka dalam
makalah ini penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar