Selasa, 22 Maret 2016
Allah SWT Maha pemberi rezqi
بسم الله الرحمن الرحيم
#Aqidah Islam : Allah SWT Maha Pemberi Rezqi#
Pelajaran Ayat Al-Qur'an Hari Ini :
Allah Subhana Wa Ta'ala Berfirman,
{۞ وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ} [هود : 6]
Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).(QS.Hud:6).
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta'ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, kpd para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas tentang aqidah Islam yaitu Allah SWT maha pemberi rezqi.
Diantara konsekwensi beriman kpd Allah SWT adl beriman kpd nama2 Allah SWT yg baik (Asma'u Al-husna) & sifat2-Nya. Salah satu nama2 Allah SWT adl : Ar-razzaq (الرَّزَّاقُ) yg artinya maha pemberi rezqi. Makna Ar-razzaq adl dzat yg banyak memberi rezeki kpd hamba2-Nya, yg bantuan & keutamaan-Nya bagi mereka tdk terputus walau sekejap mata.
Meskipun demikian tdk sedikit diantara orang2 yg beriman yg rusak aqidahnya krn disebabkan mengingkari sifat Allah SWT sbg maha pemberi rezqi. Makna rezqi dlm genggaman & kekuasaan Allah SWT tlh mengalami distorsi yg pd akhirnya melemahkan keimanannya kpd Allah SWT. Hal ini dpt diperhatikan dari fenomena berkembangnya pemikiran2 khurafat & tahayyul sbb :
1. Rezqi itu tertakluk kpd usaha manusia shg manusialah yg menentukan rezqi. Semakin giat bekerja maka semakin besar rezqi yg akan ia peroleh.
Fakta membuktikan ada seseorang yg bekerja keras banting tulang pergi sebelum matahari terbit & pulang setelah matahari tenggelam akan tp rezqi yg ia peroleh hanya utk bertahan hidup sehari & 2 hari saja. Sebaliknya ada seseorang yg berusaha hanya beberapa jam saja akan tp menghasilkan rezqi yg berlimpah.
2. Rezqi tertakluk kpd jabatan kedudukannya. Semakin tinggi jabatan seseorang maka semakin banyak rezqinya. Sebaliknya semakin rendah jabatan & kedudukan seseorang maka semakin sedikit rezqinya.
Fakta jg membuktikan bhw jabatan bukan penentu besaran rezqi seseorang sebab banyak orang yg bekerja dgn posisi jabatan rendah akan tp memiliki banyak usaha bisnis shg rezqinya melimpah. Sementara sang pejabat hanya mengandalkan gaji & tunjangannya. Tiba datang masa pensiun ia tdk memiliki banyak sumber pendapatan.
3. Rezqi tertakluk kpd akal manusia shg timbul anggapan orang yg pintar & genius akalnya maka rezqi akan lbh banyak dari pd orang yg rendah IQ nya. Andai saja rezqi tertakluk kpd kejeniusan maka binasalah binatang2 yg tdk memiliki akal.
Fakta membuktikan bhw banyak pengusaha yg sukses tanpa memiliki strata pendidikan tinggi sebab gelar pendidikan bukan penentu rezqi. Hanya saja ilmu pengetahuan adl bekal kehidupan & sbg sarana utk mendapatkan rezqi.
4. Rezqi adl materi yg dpt dihitung secara matematika shg apabila berkurang hitungannya atau bertambah pembagiannya maka berkuranglah rezqinya.
Fakta membuktikan bhw hitungan matematis nilai uang tdk berbanding lurus dgn realita kehidupan. Ada seseorang penghasilannya sebatas UMR akan tp tetap memadai utk menafkahi anak2 nya yg lbh dari 4 orang hingga ia mampu menyekolahkan anak2 nya hingga level pendidikan tinggi.
Dampak negatif dari pemikiran tahayyul sprti diatas akan menjadikan umat Islam sbg umat yg materialistik : perasaan takut utk menikah, takut utk punya anak lbh dari 2 orang, bakhil utk berinfaq & bersedekah serta takut utk membela kebenaran & menghilangkan kedzaliman krn takut jabatannya hilang.
Mengenai hakekat rezqi hrs difahami berdasarkan makna lafadz & makna sesuai dgn hukum syara' agar tdk menyimpang dari pemahaman yg dikehendaki oleh Allah SWT & Rasulullah SAW. Lafadz Ar-rizqu dlm bahasa Arab berasal dari kalimat :
رزق -يرزق - رزقا
Razaqa-yarzuqu-rizqan yg bermakna :
اعط -يعطى -اعطع
A'tha - yu'thi - i'tho'an yg artinya adl pemberian. Jd menurut bahasa Ar-rizqu adl pemberian.(Ref : Kitab Al-mu'jam Al-wajiz hal 262).
Sedangkan menurut istilah rezqi adl : segala sesuatu yg dpt dikuasai atau diperoleh oleh makhluk baik yg dpt dimanfaatkan maupun yg tdk dpt dimanfaatkan.(Ref : Syaikh Taqiyuddin An-nabhani, Kitab Syakhsiyyah Islamiyyah jilid I hal 110).
Ta'rif segala sesuatu yg dpt dikuasai atau diperoleh meliputi semua bentuk rezqi apakah rezqi yg halal, haram, positif, negatif, sehat, sakit, kemudahan, kesulitan dsb. Ta'rif ini dpt diartikan bhw rezqi berbeda dgn hak milik sebab hak milik selalu memperhatikan tata cara utk mendapatkannya apakah dgn cara yg syar'i atau ghairu syar'i. Kalau syar'i berarti halal & apabila ghairu syar'i berarti haram. Ta'rif tsb jg meliputi rezqi yg diperoleh secara mutlak apakah diperoleh tanpa usaha sprti : hadiah, warisan, diyat/denda. Atau diperoleh dgn cara yg halal sprti bekerja, berdagang dll.(KH.Hafiz Abdurrahman, Islam politik & spritual, cetakan I hal 161).
Al-imam Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan surat Hud ayat 6 diatas,
Allah memberitahukan bhw Allah yg menjamin rizki semua makhluk, yakni segala macam binatang yg ada di muka bumi, baik yg kecil maupun yg besar, binatang laut maupun binatang darat. Dan Allah mengetahui tempat tinggal, tempat menyimpan makanan mereka & tempat beristirahat & di mana tinggalnya.
Ali bin Abi Thalhah & jg ulama lainnya berkata dari Ibnu Abbas r.a mengenai firman-Nya: wa ya’lamu mustaqarraHaa (Dan Allah mengetahui tempat berdiam binatang itu.) Ia berkata: Yakni, di mana ia tinggal. Wa mustauda’aHaa (Dan tempat penyimpanannya,) yakni, di mana ia mati.(Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 11, hal 948).
Dgn demikian rezqi berada pd kekuasaan & genggaman Allah SWT adl keimanan & keyakinan yg bersifat pasti yg wajib diimani oleh orang2 yg beriman. Rezqi semuanya tertakluk kpd iradah & masyi'ah Allah SWT bukan tertakluk kpd usaha, ilmu & jabatan manusia. Allah SWT berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
Artinya : “Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kpd siapa yg Dia kehendaki & menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba2-Nya.” (QS.Al-Isra’: 30).
Sedangkan masalah usaha agar rezqi ditangan Allah SWT tsb sampai kpd manusia adl terkait dgn masalah hukum syara' yaitu masalah perbuatan bagaimana tata cara utk memperolehnya, apakah dgn cara yg halal ataukah dgn cara yg haram. Hal ini adl 2 perkara yg berbeda. Mengimani sumber rezqi dari Allah SWT adl wilayah amalan qalbu, sedangkan bekerja & berusaha adl amalan fisik yg WAJIB terikat dgn hukum syara'.
Pertanggung jawaban harta meliputi 2 pertanyaan mendasar yaitu, Dari mana harta itu diperoleh? Dan harta itu dibelanjakan utk apa?
Rasulullah SAW bersabda,
«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
Artinya : “Tidak akan bergeser 2 telapak kaki seorang hamba pd hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya, dari mana diperolehnya & ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya utk apa digunakannya.(HR.Tirmidzi No.2.417).
Oleh krn itulah mencari rezqi dgn bekerja & berusaha yg halal adl wajib bagi setiap muslim.
Selamat berusaha & bekerja utk mencari nafkah dgn cara yg halal lagi baik, semoga barokah baik didunia maupun diakhirat.
Wallahu a'lam
By : Tommy Abdillah
Raih amal soleh dengan share tulisan da'wah ini. Barakallahu fiikum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar