Rabu, 13 Januari 2016

hukum Doa qunut subuh

بسم الله الرحمن الرحيم

#Fiqh Sunnah : Pro & Kontra Do'a Qunut Subuh#

Pelajaran Hadist Hari Ini :

عَنْ أنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ  قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَيْهِمْ ثُمَّ تَرَكَهَ فَأَمَّا فِي الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتىَّ فَارَقَ الدُّنْيَا

Artinya : Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan doa qunut selama sebulan mendoakan keburukan untuk mereka, kemudian meninggalkannya. Sedangkan pada waktu shubuh, beliau tetap melakukan doa qunut hingga meninggal dunia.(HR.Al-Baihaqi).

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ

Artinya : Dari Anas bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan doa qunut mendoakan kebinasaan penduduk suatu dusun orang Arab selama sebulan lalu meninggalkannya (HR. Muslim).

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Saudaraku seiman, Segala puji & syukur hanyalah milik Allah Subhana wa ta'ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiah group WA & BBM pagi ini akan membahas Fiqh sunnah tentang pro & kontra do'a qunut shalat subuh.

Masalah do'a qunut subuh sdh menjadi perbedaan pendapat sejak masa perkembangan mazhab Islam. Perbedaan qunut subuh msh sering diperdebatkan hingga zaman sekarang yg terkadang berujung pd konflik diantara kalangan umat Islam. Pd akhirnya merenggangkan ikatan ukhwah Islam. Sebagian pendapat menyatakan bhw qunut subuh perkara bid'ah & sebagian menyatakan bhw qunut subuh bukan bid'ah tp  sunat muakadah. Bagaimana mendudukkan perkara ini?

Kata qunut digunakan utk beberapa makna di antaranya: berdiri, diam, rutin beribadah, doa, tasbih & khusyu’. Menurut istilah, ialah nama utk suatu doa yg diucapkan di dlm shalat pd waktu tertentu di ketika berdiri. (Ref : Syaikh Abu Malik Kamal As-Sayyid Salim, Shahih Fiqh Sunnah, jilid 2, hal 33, Pustaka At-tazkia).

Pendapat para ulama tentang hukum qunut shalat subuh berkembang menjadi 2 pendapat utama, yaitu kalangan yg menolak & kalangan yg mendukung. Mengutip penjelasan Ustadz Ahmad Sarwat,LC.MA tentang hal ini dpt diklasifikasikan :

A. Ulama yg Menolak

Para ulama yg mengatakan bhw qunut pd shalat subuh tdk disyariatkan antara lain adl mazhab Al-Hanafiyah, Al-Hanabilah & Ats-Tsauri.( Ibun Qudamah, Al-Mughni jilid 2 hal. 585, Al-Imam An-Nawawi, Raudhatut-Thalibin, jilid 1 hal. 254, Kasysyaf Al-Qina jilid 1 hal. 493).

Termasuk yg berpendapat sama adl dari kalangan shahabat di antaranya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar & Abu Ad-Darda'radhiyallahuanhum.

Kelompok yg menolak qunut subuh. Terdiri dari 2 pendapat, yaitu bid'ah & makruh.

1. Bid'ah

Yg mengatakan bhw qunut pd shalat subuh adl mazhab Al-Hanafiyah. Al-Imam Abu Hanifah rahimahullah tegas mengatakan bhw qunut pd shalat subuh itu hukumnya bid'ah.( Majma' Al-Anhar jilid 2 hal. 129).

2. Makruh

Pendapat yg lain adl mazhab Al-Hanabilah. Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah tdk membid'ahkan qunut shubuh namun beliau berpendapat hukumnya makruh.(Syarah Muntaha Al-Iradat jilid 1 hal. 228, Kasysyaf Al-Qina jilid 1 hal. 493).

3. Dalil

Baik yg berpendapat bid'ah atau makruh, keduanya sama2 mendasarkan pendapat mrk pd argumen bhw qunut shalat subuh itu pernah disyariatkan, namun kemudian dinasakh atau dihapuskan.

Di antara dalil nash yg menyebutkan hal itu adl hadits yg diriwayatkan oleh Al-Bukhari & Muslim :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ حَدَّثَهُ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ  قَنَتَ شَهْرًا فِي صَلاةِ الصُّبْحِ

Artinya : Dari Anas bin Malik diceritakan kepadanya bhw Nabiyullah SAW melakukan doa qunut pada shalat shubuh selama sebulan. (HR. Al-Bukhari)

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ

Artinya : Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan doa qunut mendoakan kebinasaan penduduk suatu dusun orang Arab selama sebulan lalu meninggalkannya (HR. Muslim)

Selain itu jg hadits lain yg menguatkan tentang beberapa shahabat utama seperti Abu Bakar, Utsman dan Alibin Abi Thalib radhiyallahuanhum yg tdk melakukan doa qunut pd shalat shubuh.

عَنْ أَبِي مَالِكٍ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ الأْشْجَعِيِّ قَال : قُلْتُ لأِبِي : يَا أَبَتِ إِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُول اللَّهِ  وَأَبِي بَكْرٍ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ هَاهُنَا بِالْكُوفَةِ نَحْوًا مِنْ خَمْسِ سِنِينَ أَكَانُوا يَقْنُتُونَ ؟ قَال : أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ . وَفِي لَفْظٍ : يَا بُنَيَّ إِنَّهَا بِدْعَةٌ

Artinya : Dari Abi Malik Saad bin Thariq Al-Asyja'ie berkata,"Aku tanya kepada Ayahku : Wahai Ayahanda, Anda pernah shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Utsman dan Ali disini di Kufah, selama lima tahun, apakah mereka membaca doa qunut?. Ayahku menjawab, Wahai anakku, muhdats (hal baru yang diada-adakan). Dalam lain riwayat : wahai anakku, qunut itu bid'ah. (HR. At-Tirmizy & An-Nasa'i)

Dari hadits2 di atas, para ulama di dlm pendapat ini mengatakan bhw pensyariatan qunut pd shalat shubuh pernah ada namun hanya berlaku selama sebulan saja, lantas kemudian dinasakh (dihapus).

B. Ulama yg Mendukung

Kelompok kedua berpendapat bhw qunut shubuh itu disyariatkan & dikerjakan oleh Rasulullah SAW semasa hidup beliau. Dan tdk terjadi nasakh atau penghapusan atas pensyariatan qunut shalat shubuh.

Kelompok ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu mrk yg mengatakan hukumnya mustahab, sunnah muakkadah & wajib.

1. Mustahab

Pendapat bahwa qunut pd shalat shubuh itu hukumnya mustahab (dicintai) & fadhilah (diutamakan) difatwakan oleh mazhab Al-Malikiyah dalam qaul yg masyhur.(Al-Qawanin Al-Fiqhiyah hal. 66, Mawahibul Jalil jilid 1 hal. 539).

2. Sunnah Muakkadah

Sedangkan mazhab Asy-Syafi'iyah menegaskan bhw pendapat mrk bahwa qunut pd shalat shubuh ini hukumnya sunnah muakkadah.( Al-Imam An-Nawawi, Al-Adzkar hal. 86).

3. Wajib

Yg berpendapat bhw melafadzkan doa qunut pd shalat shubuh hukumnya wajib adl Ali bin Ziyad. Shg dalam pandangannya yg menyendiri itu, orang yag pada waktu shalat shubuh tidak membaca doa qunut, maka shalatnya tidak sah alias batal. (Hasyiyatu Al-Banani 'ala Az-Zarqani jilid 1 hal. 212).

Dalil yg mendasari tentunya sama dgn 2 madzhab sebelumnya, bedanya kalau mazhab Al-Malikiyah menyimpulkan hukumnya mustahab, mazhab Asy-Syafi'iyah menyimpulkan hukumnya sunnah muakkadah, maka Ali bin Ziyad menyimpulkan hukumnya wajib.

Namun pendapat terkhir ini nampaknya bukan pendapat yg muktamad, tidak mewakili mayoritas ulama.

4. Dalil

Dalil-dalil yg digunakan oleh kelompok ini cenderung sama, namun mrk berbeda dalam kesimpulan akhirnya.

Dasar pendapat mrk adl bhw Rasulullah SAW tdk pernah meninggalkan qunut pd shalat shubuh sebagaimana yg diklaim pendapat sebelumnya. Mrk mempunyai dasar hadits yg menegaskan bhw Rasulullah SAW melakukan doa qunut pd shalat shubuh hingga akhir hayat beliau.

Al-Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad Imam Ahmad, jilid 2 hal. 215 menuliskan hadits berikut ini :

مَا زَال رَسُول اللَّهِ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا

Rasulullah SAW tetap melakukan qunut pada shalat fajr (shubuh) hingga beliau meninggal dunia. (HR. Ahmad).

عَنْ أنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ  قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَيْهِمْ ثُمَّ تَرَكَهَ فَأَمَّا فِي الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتىَّ فَارَقَ الدُّنْيَا

Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu bhw Nabi SAW melakukan doa qunut selama sebulan mendoakan keburukan utk mrk, kemudian meninggalkannya. Sedangkan pd waktu shubuh, beliau tetap melakukan doa qunut hingga meninggal dunia. (HR.Al-Baihaqi)

Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi, dari Muhammad bin Abdullah Al-Hafidz, dari Bakr bin Muhammad As-Shairafi,dari Ahmad bin Muhammad bin Isa, dari Abu Na'im, dari Abu Ja'far Ar-Razi, dari Rabi' bin Anas, dari Anas, dari Rasulullah SAW.

Sedangkan derajat hadits ini dinyatakan shahih menurut beberapa ulama hadits, di antaranya :

Al-Hafidz Abu Abdillah Muhammad bin Ali Al-Balkhi bhw sanad ini shahih & para rawinya tsiqah. Al-Hakim dlm kitab Al-Arbainnya berkata bhw hadits ini shahih.Diriwayatkan jg oleh Ad-Daruquthni dgn sanad yg shahih.
( Khulashotul Ahkam, An-Nawawi, jilid 1 hal. 450).

Meski ada juga yg mendhaifkan hadits ini dgn alasan adanya Abu Ja'far Ar-Razi.Ibnul Jauzi mendhaifkan hadits ini.( Khulashah Al-Badru Al-Munir, jilid 1 hal. 127).
Namun Al-Mulaqqan mengatakan bhw pendhaifan ini tdk diterima, karena kesendirian Ibnul Jauzi.(Al-'Ilal Al-Mutanahiyah, jilid 1 hal. 444).

Al-Albani jg mendhaifkan hadits ini munkar. & mengatakannya sebagai hadits munkar.(Silsilah Dhaifah, jilid 12 hal. 148).

Di dalam hadits Al-Baihaqi ini lbh jelas lagi disebutkan perbedaan antara doa qunut & doa keburukan kpd suatu kaum. Jelas sekali bhw yg dimaksud bhw Rasulullah SAW melakukannya selama sebulan lantas meninggalkannya itu bukan qunutnya, melainkan doa keburukan atas suatu kaum.

Kesimpulannya, doa qunut tetap dilakukan hingga Rasulullah SAW meninggal dunia & yg beliau tinggalkan hanyalah doa keburukan saja.( Al-Imam Al-Baihaqi, As-Sunan Al-Kubra, jilid 2 hal. 201).

Kurang lebih itulah jawaban para ulama di dlm mazhab Asy-syafi'iyah, yaitu bhw hadits tentang qunut shubuhnya Rasulullah SAW adl hadits yg shahih. Sanadnya tersambung sampai kepada Rasulullah SAW & perawinya adl orang2 yg tsiqah. Maka kesimpulan mazhab itu, karena Rasulullah SAW 100% dipastikan menjalankan qunut shubuh hingga akhir hayat beliau berdasarkan hadits shahih, maka kalau tidak kita kerjakan justru menyalahi sifat shalat Rasulullah SAW sendiri.

(Disadur dari artikel :http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1412770544&=benarkah-haram-mengenakan-pakaian-berbahan-sutra.htm).

Wallahu a'lam

By : Tommy Abdillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar